Dalam pandangan Islam, sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan sunnatullah—hukum Allah yang berlaku dalam kehidupan umat manusia. Al-Qur’an sendiri banyak memuat kisah-kisah umat terdahulu, bukan untuk romantisme masa silam, tetapi sebagai ibrah (pelajaran) bagi generasi berikutnya. Di sinilah aqidah Islam berperan sebagai kacamata utama dalam memaknai sejarah dan kehidupan hari ini.
Aqidah Islam mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini adalah ujian. Sejarah manusia dari masa Nabi Adam hingga hari ini adalah rangkaian ujian terhadap keimanan, ketaatan, dan ketauhidan. Ketika umat berpegang teguh pada tauhid dan syariat, maka kejayaan diberikan Allah, sebagaimana terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin. Sebaliknya, ketika tauhid digantikan dengan hawa nafsu, materialisme, atau kekuasaan semu, kehancuran menjadi akibat, seperti yang menimpa kaum ‘Ad, Tsamud, dan Fir’aun.
Hari ini, tantangan umat Islam tidak lagi berupa berhala yang berbentuk patung, tetapi ideologi dan gaya hidup yang menjauhkan manusia dari tauhid: sekularisme, liberalisme, dan hedonisme. Umat disibukkan dengan dunia, tetapi melupakan hakikat kehidupan yang bersifat sementara. Dalam hal ini, aqidah Islam mengingatkan bahwa keberhasilan sejati bukan terletak pada kemajuan teknologi atau kekuatan ekonomi, tetapi pada keimanan dan amal saleh.
Melihat sejarah dengan aqidah Islam juga membentuk cara pandang yang kokoh: bahwa kemenangan dan kekalahan dalam kehidupan adalah bagian dari skenario Allah untuk menguji siapa yang paling baik amalnya. Tidak ada yang sia-sia dalam sejarah jika dijalani dengan iman. Bahkan kesulitan pun menjadi ladang pahala, sebagaimana sabda Nabi, "Sungguh menakjubkan perkara orang beriman; semua urusannya adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, generasi Muslim hari ini harus membaca sejarah bukan hanya dengan akal, tetapi juga dengan iman. Kita tidak cukup hanya mengagumi peradaban Islam masa lalu, tetapi harus meneladani aqidah dan prinsip yang melandasinya. Sejarah Islam adalah sejarah tauhid yang mengubah masyarakat jahiliah menjadi umat terbaik, bukan karena harta atau kekuatan militer, tetapi karena aqidah yang murni dan kokoh.
Maka, bila hari ini kita ingin melihat perubahan dan kebangkitan, kita harus mulai dari akar: membangun kembali aqidah Islam dalam diri, keluarga, dan masyarakat. Sebab dalam Islam, kebangkitan bukan hasil dari strategi manusia semata, tetapi janji Allah bagi mereka yang beriman dan beramal sholeh Qs.24:55.
Wallahu 'alam
Abu Roja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar