Dalam sejarah umat Islam, 1 Muharram bukanlah sekadar angka pertama dalam sistem kalender. Ia adalah simbol perubahan besar, tonggak peradaban, dan titik balik perjuangan Rasulullah ﷺ dan umat Islam. Penetapan hijrah sebagai awal kalender Islam bukan keputusan administratif, melainkan refleksi dari revolusi total dalam hidup dan masyarakat. Hijrah bukan hanya perpindahan fisik dari Mekkah ke Madinah, tapi mencerminkan transformasi ideologis, spiritual, sosial, dan politik umat Islam.
Hijratul Fikri: Revolusi Pemikiran Sebagai Pondasi
Hijrah sejati dimulai dari perubahan cara berpikir. Inilah yang disebut dengan Hijratul Fikri hijrah pemikiran dari syirik menuju tauhid. Revolusi ini mengubah cara manusia memandang kehidupan: dari menyembah berhala dan mengagungkan adat jahiliyah, menuju tauhid yang memurnikan pengabdian hanya kepada Allah.
Rasulullah ﷺ pertama kali mengarahkan dakwahnya kepada akal dan hati. Ia mengajak manusia berpikir ulang tentang siapa pencipta, apa tujuan hidup, dan untuk siapa manusia hidup dan mati. Inilah landasan perubahan: perubahan visi hidup, dari dunia menuju akhirat, dari hawa nafsu menuju petunjuk wahyu.
Hijratul Ahwali: Perubahan Sikap dan Karakter
Revolusi pemikiran tidak berarti apa-apa tanpa perubahan perilaku. Maka tahap berikutnya adalah Hijratul Ahwali hijrah kondisi jiwa dan sikap hidup. Hijrah ini melahirkan keteguhan, ketabahan, dan pengorbanan. Bukti nyatanya tercermin dalam kisah Bilal bin Rabah, keluarga Yasir, dan para sahabat lain yang mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan akidah.
Hijratul Ahwali membentuk karakter umat yang tahan uji, siap berkorban, dan tidak tergoyahkan oleh tekanan. Mereka adalah pribadi-pribadi yang telah lepas dari kungkungan mental jahiliyah mengganti rasa takut kepada manusia menjadi takut kepada Allah semata.
Hijrah Fardi: Komunitas Tauhid dalam Wadah Jamaah
Dari pribadi-pribadi yang berhijrah inilah kemudian terbentuk komunitas kecil jamaah awal yang berpusat di rumah Al-Arqam bin Abi Arqam. Inilah bentuk awal Hijrah Fardi: hijrah secara personal yang terhimpun dalam barisan jamaah.
Darul Arqam bukan sekadar tempat belajar, melainkan basis awal gerakan perubahan. Di sanalah strategi disusun, iman diperkuat, dan komitmen terhadap risalah ditanamkan. Komunitas ini tidak tunduk pada struktur kekuasaan Mekkah. Mereka menanamkan identitas dan kesetiaan hanya pada Islam, bukan pada suku atau sistem politik Quraisy. Inilah bibit perlawanan ideologis terhadap sistem jahiliyah.
Dari Darul Arqam Menuju Aqabah: Dari Jamaah Menuju Negara
Hijrah dalam skala pribadi dan komunitas akhirnya melahirkan momentum besar: pertemuan Aqabah pertama dan kedua. Delegasi dari Yatsrib (Aus dan Khazraj) datang untuk berbaiat kepada Rasulullah ﷺ. Baiat pertama menyatakan keimanan; baiat kedua menegaskan ketaatan dan kesiapan jihad. Ini adalah ekspresi dari iman yang telah berhijrah, bukan hanya secara spiritual, tetapi juga secara sosial dan politik.
Dari Darul Arqam ke Aqabah, dari jamaah ke umat, dari umat ke negara. Maka Madinah lahir dari Mekkah, bukan secara fisik, tetapi secara ideologis. Negara Islam tidak dibentuk dari kudeta atau kekerasan, tetapi dari konsolidasi aqidah, komitmen syari’ah, dan kesadaran umat akan pentingnya kepemimpinan Islam (qiyadah).
Hijrah Melahirkan Furqon Peradaban
Hijrah kemudian melahirkan empat “furqon” pembeda utama dalam sejarah peradaban Islam:
Furqon Aqidah: menegaskan batas antara iman dan kufur.
Furqon Syari’ah: memisahkan hukum Allah dari hukum buatan manusia.
Furqon Ummat: membedakan umat tauhid dari komunitas jahiliyah.
Furqon Qiyadah: menetapkan bahwa hanya kepemimpinan Islam yang sah dalam mengatur umat.
1 Muharram: Ajakan untuk Hijrah Kaffah
Maka 1 Muharram bukanlah seremoni atau simbol budaya. Ia adalah ajakan—untuk berhijrah. Dari sistem hidup yang bertentangan dengan Islam menuju hidup yang selaras dengan syari’ah. Dari ketundukan pada sistem manusia menuju kepatuhan penuh pada hukum Allah.
Hijrah hari ini bukan harus meninggalkan negeri, tapi meninggalkan sistem, cara pandang, dan gaya hidup yang menjauhkan dari Islam. Hijrah hari ini berarti menghidupkan kembali visi Darul Arqam membangun komunitas yang siap melahirkan peradaban Islam di tengah dunia modern.
Menjadikan Hijrah Sebagai Gerakan
Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu menetapkan hijrah sebagai awal penanggalan Islam karena hijrah adalah awal dari kemenangan hak atas batil, awal dari tatanan hidup Islam berdiri tegak.
Maka marilah kita menjadikan 1 Muharram sebagai titik tolak untuk hijrah fikri, ahwali, dan fardi, menuju Islam kaffah dalam naungan syari’ah dan kepemimpinan Islam. Karena hanya dengan hijrah yang menyeluruh, umat ini akan kembali menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu 'alam
Abu Roja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar