Perlindungan dan Pemerilaharaan Allah SWT
Pengantar
Kehidupan kita sering kali dihadapkan pada berbagai
persoalan hidup. Namun, tidak ada persoalan yang lebih besar dari visi dan misi
hidup yang melekat pada tujuan penciptaan kita yaitu ibadah Qs. 5:56. Bagaimana
kita menjaga agar hidup dan kehidupan kita tetap berada pada jalur yang telah
digariskan oleh Allah, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Bagaimana
kita memastikan bahwa jiwa kita selalu lapang untuk menerima dan menjalankan
perintah Allah SWT Qs. 39:22 , tanpa merasa berat hati dalam menjalankannya Qs.
57:16 . Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu mengorbankan jiwa
dan raga untuk mencapai cita-cita yang sesuai dengan visi misi hidup kita,
yakni mentauhidkan Allah dengan seutuhnya. Karena, dengan memurnikan
ketauhidan, Allah menjamin hidup, kehidupan dan keselamatan kita adalah bentuk perlindungan
dan pemeliahara Allah Qs. 9:40, 21:69, 18:18, sebagaimana yang telah
diceritakan dalam Al-Qur'an.
Terselamatkannya Rasulullah saw. dan Abu Bakar di Gua Tsur
Kisah di Gua Tsur terjadi ketika Rasulullah SAW dan
sahabatnya, Abu Bakar As-Siddiq, bersembunyi di dalam gua untuk menghindari
pengejaran kaum musyrikin Mekkah yang ingin menangkap, memenjarakan, dan
membunuh mereka (QS. 8:30). Kejadian ini terjadi setelah perintah hijrah ke
Madinah. Kaum musyrikin yang marah karena semakin banyaknya orang yang
mengikuti Islam, menawarkan hadiah bagi yang bisa menangkap Rasulullah SAW.
Rasulullah dan Abu Bakar pun meninggalkan Mekkah secara diam-diam dan
bersembunyi di Gua Tsur. Allah SWT melindungi mereka dengan
cara luar biasa. Di mulut gua, Allah menyuruh laba-laba untuk membuat sarang
dan burung merpati bertelur di sana. Ketika pengejaran kaum musyrikin sampai di
gua, mereka melihat sarang laba-laba yang utuh dan mengira tidak mungkin ada
orang di dalamnya, lalu mereka pergi tanpa memeriksa lebih lanjut (referensi
dari Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Qurtubi).
Kisah ini
menunjukkan betapa besar perlindungan Allah terhadap hamba-Nya yang beriman,
serta pentingnya tawakkal dan keteguhan iman dalam menghadapi ujian.
"Jika kamu tidak menolongnya (Rasulullah), maka sesungguhnya Allah
telah menolongnya ketika orang-orang kafir mengusirnya, sedang dia salah
seorang dari dua orang yang berada di dalam gua, ketika dia berkata kepada
temannya, 'Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.' Maka
Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada mereka dan menguatkan mereka dengan
pasukan yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menurunkan azab kepada
orang-orang kafir." Qs. 9:40
Dari
Aisyah RA, ia berkata:
"Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar berada di dalam gua, Abu Bakar
berkata, 'Ya Rasulullah, jika mereka melihat ke bawah kaki mereka, pasti mereka
akan melihat kita.' Rasulullah SAW menjawab, 'Apa pendapatmu tentang dua orang
yang ketiga di antaranya adalah Allah?' (HR. Bukhari dan Muslim)"
Terselamatkannya Nabi Ibrahim dari Pembakaran oleh Raja Namrud
Kisah Nabi Ibrahim a.s. dibakar oleh Raja Namrud
tetapi tidak terbakar dengan izin Allah disebutkan dalam beberapa ayat
Al-Qur'an, terutama Qs. 21: 68-70, 37: 97-98.
Nabi Ibrahim a.s. hidup di tengah-tengah masyarakat
yang menyembah berhala. Beliau mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala
dan hanya menyembah Allah, tetapi mereka menolak. Untuk menunjukkan kesalahan
mereka, Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala mereka, kecuali yang
terbesar. Ketika ditanya siapa yang melakukannya, Nabi Ibrahim mengatakan,
“Tanyakanlah kepada berhala besar itu.” (QS. 21: 63). Kaum tersebut marah karena
merasa dihina dan memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup sebagai
hukuman. Mereka menyiapkan api yang sangat besar dan melemparkan Nabi Ibrahim
ke dalamnya. Namun, Allah memerintahkan api tersebut untuk menjadi dingin dan
menyelamatkan Nabi Ibrahim, sebagaimana firman-Nya:
"Kami berfirman: 'Hai api, jadilah dingin, dan
keselamatan bagi Ibrahim!'" Qs. 21: 69
Kisah ini mengajarkan keimanan yang kuat dan keyakinan
bahwa pertolongan Allah selalu datang kepada orang-orang yang berserah diri
kepada-Nya.
Terselamatkannya Pemuda Al-Kahfi dari Kekuasaan
Raja yang Zalim
Kisah pemuda Ashabul Kahfi terdapat dalam Qs. 18: 9-26. Para pemuda Ashabul
Kahfi hidup di tengah masyarakat yang menyembah selain Allah. Mereka adalah
pemuda beriman yang menolak ikut dalam kekufuran tersebut. Ketika raja yang
zalim memaksa mereka untuk meninggalkan agama mereka, mereka memutuskan untuk
melarikan diri dan berlindung di sebuah gua.
"Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami
bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka mengulurkan
kedua lengannya di muka pintu gua..." Qs. 18: 18.
Di dalam gua, Allah menidurkan mereka selama 300 tahun
ditambah 9 tahun. Allah memutar tubuh mereka ke kanan dan kiri agar tubuh
mereka tidak rusak, dan anjing mereka tetap berjaga di pintu gua. Hidup, kehidupan, dan keselamatan adalah bentuk
penjagaan serta pemeliharaan dari Allah
Kesimpulan
Orang
yang beriman dan memurnikan ketaatannya kepada Allah, mendapat jaminan hidup, kehidupan
dan keselamatan sebagai bentuk perlindungan dan pemeliharaan dari-Nya. Allah
SWT memberikan perlindungan kepada hamba-Nya yang senantiasa berpegang teguh
pada ajaran-Nya, baik melalui Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah SAW. Pemurnian
ketaatan ini bukan hanya mencakup ibadah lahiriah, tetapi juga keikhlasan hati
dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan memurnikan
ketaatan, Allah memberikan jaminan hidup yang penuh berkah, kedamaian dalam
hati, dan keselamatan dunia akhirat. Sebagaimana Allah berfirman dalam
Al-Qur'an, "Barang siapa yang beriman dan beramal shalih, maka Kami
akan memberikan kehidupan yang baik kepadanya" (QS. An-Nahl: 97).
Abu Roja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar