Kamis, 19 Desember 2024

Perlindungan dan Pemerilaharaan Allah SWT

Perlindungan dan Pemerilaharaan Allah SWT

Pengantar

Kehidupan kita sering kali dihadapkan pada berbagai persoalan hidup. Namun, tidak ada persoalan yang lebih besar dari visi dan misi hidup yang melekat pada tujuan penciptaan kita yaitu ibadah Qs. 5:56. Bagaimana kita menjaga agar hidup dan kehidupan kita tetap berada pada jalur yang telah digariskan oleh Allah, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Bagaimana kita memastikan bahwa jiwa kita selalu lapang untuk menerima dan menjalankan perintah Allah SWT Qs. 39:22 , tanpa merasa berat hati dalam menjalankannya Qs. 57:16 . Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu mengorbankan jiwa dan raga untuk mencapai cita-cita yang sesuai dengan visi misi hidup kita, yakni mentauhidkan Allah dengan seutuhnya. Karena, dengan memurnikan ketauhidan, Allah menjamin hidup, kehidupan dan keselamatan kita adalah bentuk perlindungan dan pemeliahara Allah Qs. 9:40, 21:69, 18:18, sebagaimana yang telah diceritakan dalam Al-Qur'an.

Terselamatkannya Rasulullah saw. dan Abu Bakar di Gua Tsur

Kisah di Gua Tsur terjadi ketika Rasulullah SAW dan sahabatnya, Abu Bakar As-Siddiq, bersembunyi di dalam gua untuk menghindari pengejaran kaum musyrikin Mekkah yang ingin menangkap, memenjarakan, dan membunuh mereka (QS. 8:30). Kejadian ini terjadi setelah perintah hijrah ke Madinah. Kaum musyrikin yang marah karena semakin banyaknya orang yang mengikuti Islam, menawarkan hadiah bagi yang bisa menangkap Rasulullah SAW. Rasulullah dan Abu Bakar pun meninggalkan Mekkah secara diam-diam dan bersembunyi di Gua Tsur. Allah SWT melindungi mereka dengan cara luar biasa. Di mulut gua, Allah menyuruh laba-laba untuk membuat sarang dan burung merpati bertelur di sana. Ketika pengejaran kaum musyrikin sampai di gua, mereka melihat sarang laba-laba yang utuh dan mengira tidak mungkin ada orang di dalamnya, lalu mereka pergi tanpa memeriksa lebih lanjut (referensi dari Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Qurtubi).

Kisah ini menunjukkan betapa besar perlindungan Allah terhadap hamba-Nya yang beriman, serta pentingnya tawakkal dan keteguhan iman dalam menghadapi ujian.


"Jika kamu tidak menolongnya (Rasulullah), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir mengusirnya, sedang dia salah seorang dari dua orang yang berada di dalam gua, ketika dia berkata kepada temannya, 'Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.' Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada mereka dan menguatkan mereka dengan pasukan yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menurunkan azab kepada orang-orang kafir." Qs. 9:40

Dari Aisyah RA, ia berkata:
"Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar berada di dalam gua, Abu Bakar berkata, 'Ya Rasulullah, jika mereka melihat ke bawah kaki mereka, pasti mereka akan melihat kita.' Rasulullah SAW menjawab, 'Apa pendapatmu tentang dua orang yang ketiga di antaranya adalah Allah?' (HR. Bukhari dan Muslim)"

Terselamatkannya Nabi Ibrahim dari Pembakaran oleh Raja Namrud

Kisah Nabi Ibrahim a.s. dibakar oleh Raja Namrud tetapi tidak terbakar dengan izin Allah disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, terutama Qs. 21: 68-70, 37: 97-98.

Nabi Ibrahim a.s. hidup di tengah-tengah masyarakat yang menyembah berhala. Beliau mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah, tetapi mereka menolak. Untuk menunjukkan kesalahan mereka, Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala mereka, kecuali yang terbesar. Ketika ditanya siapa yang melakukannya, Nabi Ibrahim mengatakan, “Tanyakanlah kepada berhala besar itu.” (QS. 21: 63). Kaum tersebut marah karena merasa dihina dan memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup sebagai hukuman. Mereka menyiapkan api yang sangat besar dan melemparkan Nabi Ibrahim ke dalamnya. Namun, Allah memerintahkan api tersebut untuk menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim, sebagaimana firman-Nya:

"Kami berfirman: 'Hai api, jadilah dingin, dan keselamatan bagi Ibrahim!'" Qs. 21: 69

Kisah ini mengajarkan keimanan yang kuat dan keyakinan bahwa pertolongan Allah selalu datang kepada orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.

 

Terselamatkannya Pemuda Al-Kahfi dari Kekuasaan Raja yang Zalim

 

Kisah pemuda Ashabul Kahfi terdapat dalam Qs. 18: 9-26. Para pemuda Ashabul Kahfi hidup di tengah masyarakat yang menyembah selain Allah. Mereka adalah pemuda beriman yang menolak ikut dalam kekufuran tersebut. Ketika raja yang zalim memaksa mereka untuk meninggalkan agama mereka, mereka memutuskan untuk melarikan diri dan berlindung di sebuah gua.


"Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka mengulurkan kedua lengannya di muka pintu gua..." Qs. 18: 18.

Di dalam gua, Allah menidurkan mereka selama 300 tahun ditambah 9 tahun. Allah memutar tubuh mereka ke kanan dan kiri agar tubuh mereka tidak rusak, dan anjing mereka tetap berjaga di pintu gua. Hidup, kehidupan, dan keselamatan adalah bentuk penjagaan serta pemeliharaan dari Allah

Kesimpulan

Orang yang beriman dan memurnikan ketaatannya kepada Allah, mendapat jaminan hidup, kehidupan dan keselamatan sebagai bentuk perlindungan dan pemeliharaan dari-Nya. Allah SWT memberikan perlindungan kepada hamba-Nya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran-Nya, baik melalui Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah SAW. Pemurnian ketaatan ini bukan hanya mencakup ibadah lahiriah, tetapi juga keikhlasan hati dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan memurnikan ketaatan, Allah memberikan jaminan hidup yang penuh berkah, kedamaian dalam hati, dan keselamatan dunia akhirat. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Barang siapa yang beriman dan beramal shalih, maka Kami akan memberikan kehidupan yang baik kepadanya" (QS. An-Nahl: 97).

 

Allahu a’lam bishawab
Abu Roja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar