Jumat, 06 Desember 2024

Pengantar Aqidah


 

Pengantar

Aqidah adalah isu sentral yang menjadi pondasi utama bagi eksistensi dan kekuatan umat Islam. Aqidah berperan sebagai solusi nyata dalam kehidupan karena menjadi akar, dasar, dan poros bagi setiap aktivitas kita. Aqidah adalah kebutuhan yang bersifat permanen, bukan sekadar konsep teoretis yang indah di atas kertas. Sebaliknya, aqidah harus melandasi amal dan aktivitas kita, berdasarkan pemahaman yang mendalam dan pertumbuhan keimanan yang terus berkembang.

Degradasi keimanan adalah penurunan atau fluktuasi (naik-turun) iman seseorang yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sosial dan budaya yang tidak kondusif. Lingkungan ini sering kali menjauhkan seseorang dari nilai-nilai aqidah, terutama karena pengaruh materialisme, hedonisme, dan individualisme. Akibatnya, daya tahan aqidah melemah, sehingga sulit melawan godaan syahwat seperti cinta berlebihan terhadap wanita, anak-anak, dan kesenangan duniawi lainnya. 

﴿زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمََٔابِ  ١٤

Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).Qs. 3:14

Degradasi keimanan terjadi karena aqidah yang lemah dan perlu diperbarui agar tetap kuat dan kokoh.

Maka ketika ditanyakan Aqidahnya atau tentang Aqidahnya akan sama halnya mempertanyakan syahadahnya sebagai eksistensi ummat islam. Pembinaan Aqidah sebagai asas yang harus kita fahami adalah mengingat kembali pada syahadah legalitas keislaman seseorang, yang mengarah pada keimanan/keyakinan.

 

Syahadah

Syahadah adalah pernyataan resmi keislaman seseorang. Allah tidak akan menghukum manusia sebelum mengutus seorang rasul yang menjelaskan perbedaan antara yang baik dan buruk, serta yang haq dan batil. Sampai menjadikan syahadah sebagai landasan amal dan aktivitas seorang muslim.

Hal yang harus dijawab oleh ummat Islam redaksinya sebagai berikut:

·        Mengapa harus ada syahadah?

·        Apa yang melandasi kita bersyahadah? Keturunankah? karena landasan dari bersyahadah bisa mengarahkan pada keimanan/keyakinan sebagai legalitas keislaman.

Bertanya tentang syahadah bertanya tentang Aqidah

·        Apa itu Aqidah

·        Mengapa Aqidah

·        Bagaimana Aqidah

·        Bertanya tentang apa itu Aqidah? Berarti berbicara tentang “Pengertian Aqidah”

·        Bertanya tentang mengapa Aqidah? Berarti berbicara tentang “Status dan Fungsi Aqidah”

·        Bertanya tentang Bagaimana Aqidah? Berarti berbicara tentang “Proses pemabangunan Aqidah”

Syahadah merupakan ungkapan formal dari keyakinan dan keimanan kita sebagai seorang Muslim. Dalam Al-Qur'an Surah Al-Anfal (8:74), Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan berhijrah untuk berjihad di jalan-Nya, mereka adalah orang-orang yang benar-benar berpegang pada aqidah dan keyakinan Islam. Syahadah, sebagai deklarasi iman, mencakup pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.

Selain itu, syahadah juga menjadi dasar dari pemahaman tentang iman, hijrah, dan jihad. Iman mencakup keyakinan terhadap enam rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim, yaitu:

1.     Iman kepada Allah

2.     Iman kepada malaikat

3.     Iman kepada kitab-kitab-Nya

4.     Iman kepada rasul-rasul-Nya

5.     Iman kepada hari kiamat

6.     Iman kepada qadha dan qadar (baik maupun yang buruk)

Hadits dari Umar bin Khattab juga mengajarkan tentang iman, Islam, dan ihsan, yang merupakan inti dari ajaran agama Islam. Iman adalah keyakinan hati, Islam adalah pengamalan syariat, dan Ihsan adalah beribadah dengan penuh kesungguhan seakan-akan kita melihat Allah, atau jika tidak melihat-Nya, kita meyakini bahwa Allah melihat kita. Kesemuanya ini membentuk landasan bagi seorang Muslim dalam menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat.

 

Pengertian Aqidah

Aqidah, menurut bahasa (lugawi), berasal dari kata "aqoda" yang berarti mengikat, mengikatkan, atau menjalin. Kata ini kemudian berkembang menjadi "ya'qidu" (yang mengikat) dan "aqidah" (ikatan atau keyakinan). Secara harfiah, aqidah berarti sebuah ikatan yang kuat atau janji yang kokoh.

Dalam konteks ajaran Islam, aqidah merujuk pada keyakinan yang mantap dan teguh, yang tidak mudah berubah. Aqidah adalah fondasi utama bagi setiap individu dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam, yang berkaitan dengan pokok-pokok ajaran yang diyakini dan diterima dengan penuh keyakinan dalam hati, seperti keimanan kepada Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat, hari akhir, dan takdir. Aqidah adalah landasan yang mengikat seorang Muslim untuk tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip keimanan yang benar sesuai dengan ajaran Islam.      

 

Status dan Fungsi Aqidah

Status dan fungsi aqidah dapat diibaratkan seperti status dan fungsi ikatan tali pada seekor domba. Dalam ilustrasi ini, terdapat pusat ikatan dan tali yang menghubungkan pusat ikatan dengan domba sebagai objek yang diikat. Fungsi tali ini adalah untuk membatasi ruang gerak domba. Ruang lingkup gerak domba ditentukan oleh panjang pendeknya tali. Semakin panjang tali, semakin luas ruang gerak domba. Sebaliknya, semakin pendek tali, semakin kecil ruang gerak domba. Selain itu, semakin pendek tali, semakin kuat ikatan, dan domba akan semakin dekat dengan pusat tali ikatan.

Makna pusat tali ikatan adalah Allah sebagai Al-Khaliq (Sang Pencipta), sementara objek ikatan adalah manusia sebagai makhluk-Nya. Tali ikatan melambangkan ruang lingkup yang diberikan oleh Allah, yang panjang atau pendeknya telah ditentukan.

Fungsi tali ikatan ini adalah untuk membatasi wilayah manusia, dengan adanya garis pembatas (demarkasi) yang memisahkan antara wilayah haq dan wilayah bathil. Wilayah haq adalah wilayah tauhid, yang mencakup ketaatan (itha’ah) kepada Allah. Sebaliknya, wilayah bathil adalah wilayah syirik, yaitu mengarahkan ikatan kepada selain Allah sebagai pusatnya.

Fungsi aqidah sebagai tali ikatan adalah untuk membatasi hidup dan kehidupan manusia agar tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan petunjuk Allah. Aqidah menjadi pengarah sekaligus pembatas, menjaga manusia dari menyimpang ke jalan yang salah, serta memastikan setiap langkah hidupnya berada dalam bingkai kebenaran dan ketaatan kepada Allah.

Melepaskan ikatan kepada Allah berarti mengikatkan diri pada sesuatu selain-Nya sebagai pusat ikatan. Hal ini berarti keluar dari ketaatan kepada Allah (khoroja anitho'ah) dan keluar dari persatuan umat Islam (khoroja aniljamaah).

Semakin dekat seseorang dengan pusat tali ikatan, yakni Allah sebagai Al-Khaliq, maka semakin ia menyatu dengan kehendak dan eksistensi-Nya. Kedekatan ini mencerminkan kebebasan sejati yang Allah berikan kepada manusia, karena hakikat kemerdekaan adalah tunduk sepenuhnya kepada Allah. Dalam ketaatan kepada-Nya, manusia menemukan kebebasan dari belenggu hawa nafsu, kesesatan, dan penghambaan kepada selain Allah.

Status dan fungsi  Aqidah dapat diibaratkan seperti status dan fungsi ikatan tali pada seekor kuda yang berfungsi sebagai alat pengendali. Dalam ilustrasi ini, tali pada kuda digunakan untuk mengarahkan visi, misi, serta tujuan perjalanan kuda tersebut. Demikian pula, aqidah berfungsi sebagai pengendali bagi manusia, menentukan arah hidup, tujuan, dan hakikat berdinul Islam untuk tetap berada di jalan yang benar sesuai petunjuk Allah.

Dengan memahami wilayah yang membatasi, seseorang mampu mengenali dengan jelas batasan-batasan dalam kehidupannya. Pemahaman ini membantu membedakan mana yang halal, makruh, syubhat, dan haram. Hal ini penting agar setiap keputusan dan perbuatan tetap berada dalam kerangka syariat yang diridhai Allah, menjaga diri dari pelanggaran, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh kesadaran dan kehati-hatian.

Aqidah secara istilah adalah keyakinan yang berbicara tentang status, fungsi, dan tanggung jawab seorang mukmin atau muslimah. Tanggung jawab ini diwujudkan dalam bentuk ketaatan penuh hanya kepada Allah. Secara istilah, aqidah berarti iman dan keyakinan yang kokoh, yang menjadi dasar hidup seorang muslim. Substansi aqidah mencakup penjagaan terhadap amanah berupa iman dan keyakinan, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an. Aqidah adalah ikatan yang menghubungkan manusia dengan Allah, sebuah sumpah dan janji yang menuntut ketaatan, menjaga kesetiaan, dan menghindari segala bentuk penyimpangan.

Kesimpulan:

Aqidah berfungsi sebagai tali yang menghubungkan makhluk dengan Allah. Semakin panjang dan kokoh tali (aqidah) yang kita miliki, semakin luas ruang gerak dan kebebasan yang kita miliki untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah. Tali yang lebih pendek mencerminkan hubungan yang lebih dekat dengan Allah, tetapi juga bisa menunjukkan keterbatasan dalam kebebasan hidup. Semakin kuat aqidah kita, semakin dekat hubungan kita dengan Allah, dan kita merasakan kebebasan sejati dalam hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Sebaliknya, jika aqidah lemah, kita akan merasa semakin terikat dengan dunia dan semakin jauh dari kebebasan yang hakiki.

 Aqidah adalah dasar keimanan yang menjadi landasan hidup seorang muslim, berupa keyakinan penuh kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Fungsi utama aqidah adalah membimbing manusia untuk menjalankan amanah kehidupan dengan menjaga iman, ketaatan, dan kesetiaan kepada Allah.

Solusi agar Aqidah Tetap Terjaga:

1.     Memperkuat Pemahaman Agama: Pelajari Al-Qur'an dan Hadis untuk memperdalam ilmu tentang iman dan syariat Islam.

2.     Meningkatkan Ibadah: Lakukan ibadah wajib dan sunnah secara konsisten untuk mempererat hubungan dengan Allah.

3.     Lingkungan yang Baik: Bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemahaman aqidah yang kuat.

4.     Menghindari Syubhat dan Maksiat: Jauhi hal-hal yang dapat melemahkan iman, seperti perbuatan maksiat dan pengaruh yang merusak.

5.     Memperbanyak Doa: Selalu berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam keimanan.

Dengan langkah-langkah ini, aqidah dapat terjaga dan menjadi landasan yang kokoh dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.

Bersambung……

 

Wallahu a’lam bishawab

Abu Roja


Tidak ada komentar:

Posting Komentar