Selasa, 26 November 2024

Ikhlas dalam Dimensi Ihsan dan Ahsan

Ikhlas dalam dimensi ihsan dan ahsan

Sering kita mendengar  ungkapan “ Ibadahnya menggugurkan kewajiban saja” , atau “Yang penting niat karena Alloh” atau “ Menenunaikan kewajibannya terpaksa”...” Masih dikatakan IKHLAS walau menjalankannya terpaksa”

Mudah mudahan ungkapan – ungkapan itu didasari oleh kesadaran atas kewajiban seorang mu’min muslim, betapa wajibnya kita menjalankan ketaatan kepada Alloh dalam bingkai Dinul Islam (berjamaah). Adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk menyempurnakan kewajiban hatta harus  dipaksakan.

Konsep Mukhlisina Lahuddin  yaitu mengikhlaskan diri dalam dinul Islam, beribadah dalam Dinul Islam, hatta mula-mula harus dipaksakan dalam memenuhi dan menyempurnakan ibadahnya dalam berdinul Islam.

Ikhlas dalam berdinul Islam

Ikhlas secara bahasa berasal dari kata kholasho” artinya Murni/memurnikan atau mengkhususkan (Qs. 16:66, 6:139) Ikhlas secara Istilah : Bermakna i’tishom yaitu berpegang teguh (Qs. 4;146) , bermakna istimsak yaitu menggenggam erat (Qs. 31:22)

Pengertian Ikhlas berarti beramal hanya karena dan untuk Allah semata. Bertujuan hanya kepadanya tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Membersihkan amal ibadah dan amalsholeh dari setiap pencemaran (syirik, Riya) yang dapat mengotori kemurniannya.

Sebagai amalan hati, landasan amal, tanpa ikhlas akan amalannya menjadi habithotamalahum. Ibadah menurut imam ali bin abi tholib

1.     Ibadahnya pedagang, Beramal karena pahala (pedagang)

2.     Ibadahnya budak, Beramal karena takut (budak)

3.     Beribadah yang merdeka, beramalnya karena bersyukur

 Konsep mukhlisina lahuddin (مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ) berasal dari Al-Qur'an yang bermakna "ikhlas dalam beribadah dalam berdinul Islam  semata mata  hanya kepada Allah murni bersih dari kesyirikan/kekufuran." Ikhlas menggambarkan tauhid yang murni, dimana semua amal perbuatan dan ibadah ditujukan untuk mendapat keridhaan Allah, tanpa ada niat lain seperti riya atau mencari keuntungan duniawi. Kosep ini sering ditemukan dalam ayat-ayat yang menekankan tauhid dan keikhlasan dalam ibadah, seperti dalam Qs. 39:3

"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang murni (ikhlas)."

Qs. 98:5

'Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)."

Ikhlas dalam Dimensi Ihsan dan Ahsan

1. Ikhlas dalam Dimensi Ihsan

Ihsan sebagaimana dijelaskan dalam hadist jibril adalah beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat-Nya, dan jika kita tidak melihat-Nya, kita yakin bahwa Allah melihat kita. 

Dalam dimensi ikhlas, ihsan berarti :

a. Kesadaran penuh akan pengawasan Alloh

Setiap amal, baik kecil maupun besar, dilakukan karena Alloh tanpa berharap imbalan duniawi,  ihsan melibatkan kesadaran penuh bahwa setiap amal dilakukan semata-mata karena Allah, tanpa berharap pujian, penghargaan, atau balasan dari manusia, tanpa sesuatu apapun bersih dan murni.

b. Niat murni dan fokus  kepada Alloh

Dalam ihsan keikhlasan menjadi kunci untuk memastikan bahwa amal diterima oleh Alloh

Contohnya : adalah sholat yang dilakukan dengan khusyu karena kesadaran bahwa Alloh sedang menyaksikan, sehingga motivasi utama adalah memenuhi perintahnya dengan hati yang tulus.

2. Ikhlas dalam Dimensi Ahsan

Ahsan bermakna melakukan sesuatu dengan cara terbaik. Dalam konteks keikhlasan, ahsan melibatkan:

  • Kualitas amal yang unggul : Setiap perbuatan dilakukan dengan standar terbaik sebagai bentuk penghormatan kepada Alloh.
  • kesungguhan beramal tidak sekedar selesai, tetapi memberikan manfaat maksimal baik secara fardiyah maupun jama'i
Contohnya : seorang pedagang Muslim yang melayani pelanggannya dengan kejujuran, keadilan, dan kualitas terbaik, bukan semata-mata demi keuntungan, melainkan sebagai wujud pengabdian kepada Alloh.


 

Hubungan Ihsan, Ahsan dan Mukhlisina Lahuddin

  • Ikhlas (Mukhlisina Lahuddin) menjadi fondasi yang menopang dimensi ihsan dan ahsan. Tanpa ikhlas, ihsan menjadi kosong dari makna transendent (Spiritual), ahsan kehilangan nilai ibadahnya.
  • Dalam dimensi ihsan, amal dilakukan dengan kesadaran akan kehadiran Alloh, sementara dalam ahsan, amal dilakukan dengan sebaik-baiknya sebagai bukti mahabbah kepada Alloh dan wujud syukur atas karunianya.
  • Mukhlisina lahuddin bukan hanya slogan keimanan, tetapi praktik hidup yang menyeluruh dalam niat, cara, dan tujuan setiap amal, baik dalam ibadah ritual maupun aktivitas muamalah.
Aplikasi Ikhlas dalam Ibadah ritual melaksanakannya dengan niat tulus/murni/bersih hanya untuk Allah, bukan untuk pujian dan penghargaan manusia, aplikasi ikhlas dalam aktivitas mu'amalah seperti aktivitas bekerja atau berdagang dilakukan dengan kualitas terbaik sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.

Keikhlasan dalam dimensi ihsan dan ahsan mengarahkan setiap Muslim untuk menjadikan hidupnya penuh keberkahan, baik di dunia dan akhirat.  

        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar