An-Naba Istilah sejarah dalam Al-Quran
“Hari kemarin itu adalah
sejarah”, “Jangan lupakan sejarah”, “ini adalah
peristiwa besar harus kita rayakan”, “Mudah-mudahan peristiwa
kemarin jadi ibroh (pelajaran), peristiwa itu jadi sejarah bagi kita”, sudahlah
jangan diingat-ingat yang lalu biarlah berlalu, biar jadi sejarah, lihatlah
masa depan”
Ungkapan-ungkapan itu
menggambarkan sebuah peristiwa bernilai sejarah, ada yang mengambil makna dari
sejarah sebagai ibroh (Pelajaran), ada juga menganggap tak perlu mengambil
ibroh (Pelajaran) dari sejarah dan tak perlu diingat-ingat. Di sadari bahwa pemahaman
sejarah ungkapan tersebut menunjukan bahwa peristiwa masalalu membekas dalam
jiwa ada yang bersikap Negatif, ada juga bersikap positif.
Sejarah adalah
ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Dalam
perspektif Islam, sejarah tidak hanya dilihat sebagai kumpulan cerita, tetapi
juga sebagai pelajaran dan petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan.
Al-Qur'an, sebagai pedoman hidup umat Islam, memberikan perhatian besar pada
sejarah dengan menyajikan kisah-kisah umat terdahulu untuk direnungkan dan
diambil hikmahnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami pengertian
sejarah menurut Al-Qur'an agar dapat menggali nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
An-Naba istilah sejarah dalam Al-Quran
Surat An-Naba
(berita besar) dalam Al-Qur'an adalah salah satu surat yang mengandung pesan
penting tentang perjalanan hidup manusia, yang dimulai sejak penciptaan hingga
hari akhir. Allah memberikan gambaran tentang peristiwa besar, yakni
kebangkitan dan pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya.
Sejarah dalam
An-Naba tidak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga masa kini dan masa
depan, menekankan bahwa setiap peristiwa, sekecil apa pun, berkontribusi pada
pembentukan momentum besar yang akan terjadi di akhir kehidupan.
Pengertian An-Naba sebagai sejarah, ruang lingkupnya, dan efek domino peristiwa kecil terhadap terjadinya An-Naba atau berita besar.
A.
Pengertian An-Naba
Secara bahasa, An-Naba berarti berita besar. Dalam Surat An-Naba,
istilah ini merujuk pada berita besar tentang hari kebangkitan, yang menjadi
puncak dari perjalanan hidup manusia. Allah berfirman:
"Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita besar
(An-Naba’) yang mereka perselisihkan." (QS. An-Naba: 1-3)
"Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri." Qs. 9:70
"Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, "Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’membawa suatu berita yang meyakinkan." Qs. 27:22
Berita besar ini tidak hanya sekadar informasi, tetapi mencakup
realitas penting yang akan dialami setiap manusia. Rangkaian
peristiwa yang terus bergulir menuju lahirnya momentum peristiwa besar
merupakan inti dari esensi Surat An-Naba. Esensi ini menekankan bahwa segala
sesuatu di alam semesta dan kehidupan manusia bergerak menuju puncak peristiwa,
yaitu hari kebangkitan, di mana setiap amal diperhitungkan.
B.
Ruanglingkup
An-Naba
1.
Rangkaian
Peristiwa Sebagai Proses Menuju Momentum Besar.
Penciptaan
alam semesta: An-Naba mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan alam semesta
dengan tujuan yang jelas. Setiap elemen di dalamnya, seperti bumi, langit, dan
kehidupan, merupakan bagian dari rangkaian besar menuju hari akhir. Kehidupan manusia diberi kebebasan untuk memilih berbuat baik
atau buruk dan Haq atau Bathil, Pilihan-pilihan ini membentuk rangkaian
peristiwa yang kelak akan dihitung di hari kiamat.
2.
Momentum
Peristiwa Besar (An-Naba)
Momentum
peristiwa besar yang dimaksud dalam An-Naba adalah hari kebangkitan, di mana
seluruh rangkaian peristiwa kecil dalam hidup manusia bermuara pada satu titik:
hisab (perhitungan amal). Ini
adalah momen puncak dari perjalanan panjang kehidupan dunia dan alam semesta,
yang menjadi bukti keadilan Allah.
C.
Peristiwa
Kecil dan Efek Domino
1. Setiap peristiwa kecil yang terjadi dalam hidup manusia berkontribusi pada lahirnya peristiwa besar.
Contohnya: Pilihan manusia memberikan kosekuensi,memilih keburukan atau kebathilan berarti azab, memilih kebaikan atau yang Haq berarti keselamatan. Tindakan sederhana, seperti mengucap kebaikan atau menghindari hal buruk berefek domino dari peristiwa kecil ini membentuk pola hidup manusia dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks ini, momentum tidak lahir secara tiba-tiba tetapi merupakan akumulasi dari banyak peristiwa kecil.
3.
An-Naba
Sebagai Pengingat Universal.
An-Naba
adalah pengingat bahwa momentum besar seperti kiamat tidak terlepas dari
perjalanan hidup manusia yang penuh peristiwa kecil. Allah mengingatkan dalam
Surat An-Naba bahwa manusia seringkali lalai terhadap makna peristiwa
sehari-hari, padahal semuanya terhubung menuju tujuan akhir.
4.
Konsekuensi
Hidup dan Kehidupan.
Pesan
ini menekankan pentingnya kita menyadari bahwa Hidup
dan Kehidupan, setiap tindakan memiliki konsekuensi dan merupakan bagian
dari rangkaian menuju momentum besar. Kehidupan
manusia adalah kesempatan untuk memperbaiki setiap peristiwa kecil sehingga
membawa dampak positif dalam perjalanan menuju akhir yang diridhai Allah.
D.
Penutup
Esensi
An-Naba adalah bahwa momentum peristiwa besar tidak pernah berdiri sendiri,
tetapi merupakan hasil dari rangkaian peristiwa kecil yang terus bergulir. Ini
mengajarkan kita untuk memaknai setiap langkah dalam hidup dengan penuh
kesadaran, karena semua itu akan bermuara pada pertanggungjawaban di hadapan
Allah.
Wallahu a'lam bishawab
Tatang Afandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar