Hikmah
Kata Hikmah sering kita dengar dengan ungkapan "Kita harus mengambil Hikmah dari kejadian ini" Atau " Insya Alloh ada hikmahnya".
Ungkapan ungkapan itu menunjukan hikmah mengandung arti mengambil pelajaran dari kejadian (peristiwa berupa ujian, cobaan, atau musibah) yang dialami, dan mengandung arti mengambil sikap dan tindakan positif dari suatu kejadian ( peristiwa)" Adanya manfaat atau kemaslahatan universal" Atau sikap bijaksana terhadap suatu kajadian atau peristiwa tersebut.
Kata ini juga disebut dalam Al-Qur'an, seperti dalam QS. Al-Baqarah: 269, yang menyebutkan bahwa hikmah adalah anugerah besar dari Allah SWT:
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh, ia telah diberi kebaikan yang banyak."
Dan Kata Hikmah bermakna Sunnah dalam Qs.62:2
"Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata,"
Dan Kata Hikmah dalam bermakna bijaksana Qs.16:125
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk".
Kata hikmah (حكمة) berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk mashdar (kata dasar) dari akar kata حَكَمَ (ḥakama), yang memiliki beberapa makna dasar, di antaranya:
1. Menghakimi atau menetapkan sesuatu dengan adil.
2. Mengendalikan atau menahan (seperti menahan kuda dengan kendali).
3. Memberi keputusan yang tepat atau bijaksana.
Dari akar kata ini, kata hikmah berkembang dengan makna kebijaksanaan, pengetahuan yang mendalam, dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar berdasarkan pengetahuan tentang Aqidah tauhid sebagai sumber dan tujuan sedangkan syari'ah sebagai bingkainya sebagai pengetahuan yang mendalam tentang hukum-hukum Islam.
Secara istilah, hikmah mengacu pada kemampuan untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya yang benar (wadhu' asy-syai fi mahallihi). Hal ini mencakup penguasaan ilmu, pemahaman yang mendalam, dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
Dalam literatur Islam, hikmah sering merujuk pada: Pemahaman yang mendalam tentang ajaran dienul Islam. Kebijaksanaan dalam berbicara dan bertindak sesuai tuntunan Aqidah dan syariah. Gabungan antara Aqidah dan syari'ah sebagai landasan ketepatan mengambil keputusan dalam bertindak.
Hikmah pandangan Para Ulama
Imam Al-Ghazali: Hikmah adalah perpaduan antara ilmu dan amal yang menghasilkan kebijaksanaan dalam perilaku manusia.
Ibn Qayyim Al-Jawziyah: Hikmah adalah kemampuan untuk memahami hakikat suatu hal dan bertindak sesuai dengan pemahaman tersebut.
Tafsir Ibnu Katsir: Hikmah mencakup ilmu syar'i dan pemahaman yang benar terhadap Dinul Islam.
Fungsi dan Penerapan Hikmah dalam Kehidupan
1. Fungsi Hikmah
- Sebagai panduan dalam membuat keputusan yang adil dan bijaksana.
- Membantu seseorang untuk memahami dan menjalankan ketetapan-ketetapan Allah dan Rasul dengan benar dalam bingkai dinul Islam (Jamaah)
- Menjaga keseimbangan antara Qolbun dan Aqlun dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.
2. Penerapan Hikmah dalam Kehidupan
- Dalam Usrob: Mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan pengertian.
- Dalam Qoryah: Menyelesaikan konflik dengan cara yang adil dan bijaksana.
- Dalam Qiyadah: Mengambil keputusan yang bermanfaat bagi banyak pihak.
- Dalam Ibadah: Menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan pemahaman yang utuh.
Kesimpulan
Hikmah adalah konsep yang melibatkan kebijaksanaan, pemahaman mendalam, dan kemampuan untuk bertindak dengan benar. Dalam berdinul Islam, hikmah tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan adil dan bijaksana. Dengan memahami dan menerapkan hikmah, seorang Muslim dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan nilai-nilai Islam, menjadikan dirinya pribadi yang bermanfaat bagi sesama, dan mendapatkan ridha Allah.
Wallahu a'lam bishawa
Tatang Afandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar