IMAN NURUL FITRAH SEBAGAI POTENSI IMAN PADA MANUSIA
Pengantar
Setiap manusia dilahirkan dengan potensi keimanan yang disebut Iman Nurul Fitrah. Fitrah ini merupakan kecenderungan alami manusia terhadap agama yang lurus, yaitu agama Tauhid. Islam sebagai agama fitrah merupakan jalan kebenaran yang ditentukan oleh Allah. Namun, tidak setiap manusia secara otomatis bertemu dengan Islam, karena ada yang lahir dari keluarga Muslim, ada yang menemukan Islam melalui pencarian kebenaran, dan ada pula yang tidak pernah bertemu dengan Islam sepanjang hidupnya
Allah telah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Hidayah merupakan pertemuan antara Nurul Fitrah (cahaya iman dalam diri manusia) dengan Nurul Quran (cahaya petunjuk Ilahi). Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:
"Allah (Pemberi) cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang yang di dalamnya ada pelita besar... Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki..." (QS. An-Nur: 35)
Dengan demikian, keimanan seseorang tidak hanya bergantung pada potensi dasar yang telah Allah berikan dalam dirinya, tetapi juga pada usaha dan takdir Allah dalam mempertemukan manusia dengan cahaya Islam yang sempurna.
Iman Nurul Fitrah: Potensi Keimanan dalam Diri Manusia
Allah menciptakan manusia dengan potensi keimanan sejak lahir. Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan:
"Setiap anak yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Muslim)
Fitrah di sini adalah potensi dasar manusia untuk mengenal dan menerima kebenaran. Manusia secara alami cenderung kepada Allah dan agama Tauhid, namun lingkungan dan pendidikan dapat mengubah arah kecenderungan ini.
Hubungan Fitrah Manusia dengan Agama Tauhid
Fitrah manusia selalu cenderung pada agama yang benar, yaitu Islam. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), sesuai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah." (QS. Ar-Rum: 30)
Namun, meskipun manusia diciptakan dengan fitrah untuk mengenal Allah, tidak semua manusia dapat menjaga fitrah tersebut. Sebagian dipengaruhi oleh lingkungan, budaya, atau hawa nafsu yang menjauhkannya dari agama fitrah.
Mengapa Tidak Semua Manusia Bertemu dengan Islam?
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang bisa atau tidak bertemu dengan Islam:
1. Dilahirkan dalam Keluarga Muslim
Sebagian orang mendapatkan Islam sebagai warisan keluarga. Namun, tidak semua Muslim yang lahir dari keluarga Islam otomatis menjalani Islam dengan baik. Ada yang tetap istiqamah, ada pula yang menjauh dari ajaran Islam.
2. Menemukan Islam Melalui Pencarian Kebenaran
Ada individu yang tidak lahir dalam keluarga Muslim, tetapi dengan pencarian kebenaran mereka akhirnya menemukan Islam. Mereka adalah orang-orang yang diberikan hidayah setelah perjuangan dan pencarian yang panjang.
3. Tidak Pernah Bertemu dengan Islam
Ada pula manusia yang sejak lahir hingga wafat tidak pernah mengenal Islam karena hidup dalam lingkungan yang jauh dari cahaya kebenaran. Mereka berada dalam keterbatasan informasi dan kesempatan untuk mengenal Islam.
Hidayah: Pertemuan Cahaya Iman dan Cahaya Al-Qur'an
Hidayah adalah pertemuan antara Iman Nurul Fitrah dan Nurul Quran. Al-Qur'an menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah cahaya bagi manusia:
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dari urusan Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya cahaya, yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami..." (QS. Asy-Syura: 52)
Dalam proses hidayah, Allah memberikan cahaya bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana firman Allah:
"Cahaya di atas cahaya, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki..." (QS. An-Nur: 35)
Orang yang mendapatkan hidayah adalah mereka yang fitrahnya bersih, memiliki niat yang tulus, dan berusaha mencari kebenaran. Sebaliknya, mereka yang berpaling dari fitrah cenderung hidup dalam kegelapan.
Kesimpulan
1. Iman Nurul Fitrah adalah potensi keimanan yang dimiliki setiap manusia sejak lahir, sebagai kecenderungan alami kepada Tauhid.
2. Islam adalah agama fitrah yang selaras dengan jiwa manusia. Namun, tidak semua manusia bertemu dengan Islam karena faktor lingkungan, pencarian, atau ketentuan Allah.
3. Hidayah adalah proses pertemuan antara Nurul Fitrah (cahaya iman dalam diri manusia) dan Nurul Quran (cahaya petunjuk Ilahi).
4. Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, namun manusia juga harus berusaha untuk mencari dan menerima kebenaran.
Saran
1. Bagi yang telah lahir dalam Islam, hendaknya bersyukur dan berusaha memahami serta mengamalkan Islam dengan baik
2. Bagi yang masih mencari kebenaran, hendaknya terus mendekatkan diri kepada Allah dan memohon petunjuk-Nya.
3. Pentingnya dakwah dan penyebaran Islam agar lebih banyak manusia yang bertemu dengan cahaya hidayah.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberi hidayah dan dapat mempertahankan cahaya iman hingga akhir hayat. Aamiin.
Allahu a'lam bishawab
Abu Roja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar